PERMAINAN TRADISIONAL ACEH
Permainan ini membutuhkan tempat yang cukup luas semacam lapangan.
Pemainnya adalah anak-anak alau anak dewasa. Permainan menggunakan bola
yang dibuat dari daun kelapa (meu awo = bahasa Aceh).
Kelompok pemain
terdiri dua regu dengan anggota tidak terbatas (± 10 orang/regu). Pemain
harus sebaya dan laki-laki atau perempuan, bahkan dapat bercampur
(kadang-kadang). Peralatan berupa bola daun kelapa dan lidi-lidi daun
aren untuk pancang atau tanda-tanda di lapangan permainan. Tanda itu ada
pada tempat memukul bola alau bu satu (rumah satu) bu dua (rumah dua)
dan bu tiga (rumah tiga).
Cara bermain dilakukan undian untuk menentukan regu bermain dan regu
penjaga. Regu bermain telah ditentukan urutan pemukul bola. Regu penjaga
menentukan pula personil untuk tempat tertentu.
Urutan pertama
melakukan pemukulan bola dengan tangan seperti sikap petenis memukul
bola. Setelah memukul bola ia langsung lari ke bu kedua. Pemukul kedua
mendapat giliran. Pada saat pemukul kedua melakukan tugas, maka pemukul
pertama dapat lari ke bu ketiga. Demikian seterusnya.
Jika ada kesempatan baik, artinya bola terpukul jauh atau terlempar
jauh, maka pemain dari bu tiga dapat lari atau kembali ke bu satu
(rumah). Apabila dapat selamat sampai bu satu, maka mendapat point satu
atau nilai satu.
Sebaliknya, pada saat pemukulan bola, atau pemain lari
dari bu satu ke bu dua, atau kembali ke bu tiga dapat dikejar dan
dilempar bola oleh penjaga. Jika lemparan tersebut mengenai bagian
badan, maka regu bermain harus berusaha membalas melempar bagian badan
anggota regu penjaga. Jika tidak berhasil membalas maka terjadi
pergantian permainan antara bermain dan penjaga.
Atau pergantian
permainan ini dapat dilakukan dengan membakar bu satu yaitu apabila
sampai pemukul terakhir tidak seorangpun anggota regu bermain dapat
kembali ke bu satu. Permainan ini hampir sama dengan permainan kasti.
Permainan dipimpin seorang wasit.
Post a Comment