PERMAINAN TRADISIONAL RIAU
Permainan canang adalah permainan rakyat yang digemari oleh
masyarakat Bunguran Barat, Pulau Tujuh, Kepulauan Riau terutama
anak-anak dan telah berkembang ke kota Pekan bani dan sekitarnya yang
disebut dengan main Patok lele.
Mula-mula permainan canang dilakukan anak-anak pelani dan anak-anak
nelayan, di manasehari- harinya dalam melengkapi keperluan hidupnya
dengan cara menikam, melempar dari berbagai bahan baku yang diperlukan.
Permainan ini mengandung unsur kecerdasan, kemahiran dan hiburan bagi
pemain dan penontonnya.
Permainan ini juga digemari oleh anak-anak kaum bangsawan, terutama
putera-puteri Datuk yang berkuasa pada /aman kekuasaan Sultan Riau abad
XVIII, sehingga main canang sangat berkembang dari masyarakat desa, kota
dari seluruh lapisan masyarakat. Dimainkan anak laki-laki saja atau
perempuan saja yang berumur 7 - 20 tahun secara perorangan (2 sampai 5
orang) dan berkelompok (masing-masing kelompok terdiri 3 sampai 5
orang).
Permainan canang memerlukan "induk canang" = pemukul, sepanjang
30 cm. diameter 5 cm dan "anak canang'' = yang dipukul, sepanjang IX cm,
diameter 172 cm. Lapangan permainan cukup menggunakan jalur jalan baik
di lembah, dilereng-lereng gunung ataupun di pantai yaitu dengan
menyiapkan lubang permainan dengan ukuran 30 x 5 cm sedalam 3 - 5 cm
yang dibuat secara bersama-sama, dan membuat garis batas tikam/garis
benteng yaitu balas minimum jatuhnya anak canang yang dilentingkan
pelaku.
Seluruh pemain akan melakukan undian dengan sut untuk menentukan
urutan pelaksanaan permainan, dan bila permainan berkelompok dilakukan
undian oleh masing- masing ketua kelompok. Masing-masing melakukan
permainan sampai mencapai nilai gim yang sudah disepakati yaitu dari
1000 sampai 20(X).
Tahapan permainan :
- Mencuit yaitu dengan meneuit anak canang yang diposisikan sedemikian pada lubang canang dengan menggunakan induk canang. Saat anak canang melayang, si penjaga boleh menangkapnya lalu menancapkan pada garis benteng (nilai 2 bagi penjaga), bila tidak berhasil menangkapnya maka menjadi nilai bagi pencuit.
- Nyanang yaitu dengan melambungkan anak canang dan memukulnya dengan induk canang, penjaga berusaha untuk menangkapnya, seperti pada tahap mencuiL.
- Ngidup api yaitu melentingkan anak canang dengan induk canang yang diposisikan 30° pada lubang canang, penjaga berusaha untuk menangkapnya seperti tahap mencuit.
- Melengkang yaitu anak canang dilambungkan melalui bawah kelengkang dari belakang ke depan lalu memukulnya dengan induk canang sampai batas garis benteng.
- Minggang yaitu dengan tangan kanan memegang kedua canang berada pada posisi pinggang, kemudian melambungkan anak canang dan memukulnya dengan induk canang sampai batas garis benteng.
- Mbau yaitu induk canang diletakkan di bahu kanan dan anak canang diposisikan dekat lambung. Anak canang dilambungkan ke atas dan segera memukulnya dengan induk canang
- Nelinga yaitu dengan memegang induk canang di dekat telinga bagian kanan, kemudian melambungkan anak canang dan segera memukulnya dengan induk canang sampai batas garis benteng.
- Kepala yaitu dengan meletakkan induk canang di atas kepala. Kemudian me-lambungkan –
- Ngidung yaitu dengan memegang induk canang di dekat pangkal hidung dekat antara kedua mata, kemudian melambungkan anak canang dan segera memukulnya dengan induk canang sampai batas garis benteng,
- Bibir yaitu dengan memegang induk canang dekat di atas bibir kemudian me-lambungkan anak canang dan segera memukulnya dengan induk canang sampai batas garis benteng.
- Lambung yaitu dengan memegang induk dan anak canang dengan sebelah tangan, kemudian melambungkan induk canang dan diikuti dengan anak canang, kemudian menangkap induk canang dan langsung memukul anak canang sampai batas garis benteng.
Saat dilakukan pemukulan anak canang yang melambung di udara, penjaga
ber-siap-siap untuk menangkap anak canang, bila berhasil langsung
membawanya lari dan tancapkan pada benteng sebelah garis batas, maka
penjaga mendapat nilai 2 saat penjaga membawa lari anak canang pemain
dapat merebutnya kembali sehingga nilai pada penjaga tinggal L Bila
penjaga tidak berhasil menangkap anak canang, dilakukan pengukuran
tempat jatuhnya anak canang untuk melakukan penilaian.
Pergantian pemain/pemukul berlangsung bila tidak dapat memukul anak
canang can memindahkan sampai garis balas benteng dan bila anak canang
dapat ditangkap oleh penjaga dan menancap-kannya pada garis balas
benteng secara selamat.Pergantian pemain dilakukan dari penjaga menjadi
pemukul, dimulai dari tahap awal alau bila sudah pernah "mati" maka
hanya melanjutkan pada tahapan saat permainan mati sebelumnya.
Demikianlah permainan ini dilakukan dari tahap ke tahap acara
berurutan sampai mencapai nilai gim yang disepakati, Bagi pemain yang
kalah harus menggendong temannya yang menang satu persatu sampai arena
yang ditentukan. Walaupun main canang tergolong permainan berbahaya
tetapi permainan ini sangat diminati masyarakat, terlebih-lebih saat
hari-hari besar permainan ini sering dipertandingkan.
Post a Comment