PERMAINAN TRADISIONAL RIAU
Tuju lubang adalah permainan rakyat yang terdapat di Sedanau
Kecamatan Bunguran Baiat Kepulauan Riau. Permainan tuju lubang biasanya
dimainkan oleh anak- anak tanggung yang bertempat tinggal di pantai
ataupun yang berdekatan dengan laut. Dimainkan oleh sesama anak
laki-laki atau sesama anak perempuan yang berusia 6 sampai 20 tahun
dengan jumlah 2 sampai 5 orang secara perorangan. Permainan tuju lubang
dimainkan untuk mengisi kekosongan waktu bermain-main di pantai Di sana
mereka hersuka ria sambil memungut kulit kerang dan siput untuk
dijadikan benda permainan.
Lapangan tempat bermain disebut jembang yaitu tanah datar 3 x 1 meter
dan dibuat lubang lebih kurang sebesar telur ayam sedalam 2 ruas jari
telunjuk. Dari arah tempat menikam dibuat sebuah garis yang disehut
garis batas tikam. Dari situlah pemain menikam buah permainannya.
Sebagai alat penikam dibuat dari benda yang lebih bagus dari benda
permainan seperti kulit kerang yang mengkilap dan bagus, pecahan kaca
atau uang ringgit perak.
Para pemain sama-sama meletakkan benda permainan (tagan) sejumlah
yang disepakati. Kemudian dilakukan undian, masing-masing menikamkan
alat penikamnya ke arah lubang. Yang paling dekat dengan lubang
merupakan urutan yang terlebih dahulu melakukan permainan. Bila tikaman
pemain berikutnya mengenai penikam pemain lainnya disebut pantis,
pengundian seluruhnya diulang dan bila ada beberapa orang memasukkan
penikamannya ke lubang maka urutan yang digunakan adalah urutan yang
terlebih dahulu memasukkan alat penikamnya.
Seluruh tagan (benda permainan) digenggam sebelah tangan, lalu
dicampakkan ke lubang, tagan yang masuk ke lubang menjadi milik penikam.
Tagan yang di luar lubang harus ditikam yang sebelumnya ditunjuk oleh
lawan main. Bila kena maka seluruh tagan adalah milik penikam. Bila
tidak kena, maka gilirannya penikam pada giliran berikutnya. Demikianlah
permainan ini dilaksanakan, setiap permainan awal dimulai dengan undian
untuk menentukan urutan penikam. Menang-kaiah dalam permainan tuju
lubang adalah berdasarkan jumlah tagan yang dimilikinya.
Bagi anak-anak nelayan ataupun petani yang jauh dari hiburan ataupun
keramaian kota masih memainkan tuju lubang dengan memakai kulit kerang,
akan tetapi para remaja yang tinggal di kota sudah memainkannya dengan
mempergunakan mata uang sehingga telah merupakan judi. Tanggapan
masyarakat tentang permainan ini masih positip bila masih menggunakan
kulit kerang sebagai tagan tetapi bila menggunakan uang sebagai tagan
sudah meresahkan orang tua karena sudah menjadi permainan judi.
Post a Comment