Kisah Inspiratif Dokter Cacat Bantu Warga Desa Tanpa Pamrih
Selama 12 tahun terakhir, Zhengyong mengunjungi warga yang sakit dan merawat mereka meski harus berjalan dengan kruk.
Kisah mengharukan pengabdian seorang dokter cacat baru-baru ini menjadi perhatian dan inspirasi netizen di Tiongkok.
Dokter Ji Zhengyong dari desa Jianxin,
Provinsi Chongqing, menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan
pengabdian. Selama 12 tahun terakhir, Zhengyong mengunjungi warga yang
sakit dan merawat mereka meski harus berjalan dengan kruk.
Ji kehilangan kaki kanannya pada usia 14
karena kecelakaan mobil. Tak mau menyerah pada nasib, ia memutuskan
untuk menjadi seorang dokter agar bisa membantu orang lain yang
membutuhkan.
Setelah kecelakaan itu, Ji terpaksa
berhenti sekolah selama setahun sebelum kembali ke kehidupan normalnya.
Meski sekarang harus berjalan mengandalkan sebuah kruk.
Dengan latihan yang tak kenal lelah, Ji akhirnya menjadi mahir menggunakan kruk untuk berjalan di sekitar rumahnya.
Setelah lulus dari sekolah menengah, Ji
melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan pengobatan tradisional
Cina di Yuzhou University di Chongqing. Setelah lulus sebagai dokter
pada 2003, ia kembali ke kampung halamannya.
Pengabdian dan dedikasi Ji dalam
mengobati warga yang sakit di desanya begitu tinggi. Tidak peduli hujan,
siang, atau malam, Ji berjalan dengan kruknya sambil membawa kotak obat
mendatangi pasiennya.
"Pada awalnya, saya sering jatuh karena
belum terbiasa berjalan memakai kruk dengan cepat," kenang Ji. "Bekas
luka memar dari jatuh itu terlihat di wajah saya. Tapi pasien
membutuhkan saya, jadi tidak peduli seberapa serius cedera yang saya
alami, saya harus datang ke rumah mereka."
Karena sering mendapat panggilan ke
rumah pasien, ia mencoba sampai secepat mungkin. Selama 12 tahun
terakhir melayani para pasien di rumah mereka, Ji telah menghabiskan 45
kruk.
"Saat itu adalah hari pertama Festival
Musim Semi," kenang salah satu pasien Ji. "Biasanya, ia tidak selalu
pergi untuk setiap panggilan rumah. Tapi saya menderita demam serius
sekitar tengah malam. Tepat setelah saya menelepon, Dokter Ji sudah
sampai ke rumah saya dalam waktu kurang dari 10 menit."
Selama 12 tahun terakhir, Ji
menggratiskan biaya perawatan dan pengobatan sejumlah pasien di desanya.
"Beberapa dari mereka sangat miskin dan tidak bisa mendapatkan
obat-obatan," katanya. "Etika profesional saya mengharuskan saya untuk
membantu pasien ketika mereka menderita. Lagi pula, saya punya
penghasilan bulanan lebih dari 3.000 yuan (sekitar Rp 6,5 juta)."
Pasien lain bernama Qin Tiansu terpaksa
tinggal di tempat tidur setelah menderita pendarahan otak satu tahun
yang lalu. Karena miskin, keluarganya tidak mampu untuk membiayai
pengobatannya di rumah sakit.
Setelah mendengar tentang kondisi
pasiennya itu, Ji mengunjungi Qin secara teratur untuk merawat dan
membawakannya obat-obatan. Dan selama itu, Ji tidak pernah meminta
bayaran.
Setelah enam bulan pengobatan, Qin sekarang bisa berjalan lagi. "Dokter Ji adalah penyelamat saya," kata Qin kepada wartawan.
Meskipun menerima penghargaan luar biasa
dari warga desa, Ji tidak pernah berhenti meningkatkan keahliannya
dalam bidang pengobatan. Dia telah lulus ujian lisensi medis dan
melanjutkan pendidikan di Chongqing Medical University.
Penduduk desa melihat Ji seperti
malaikat dan memberikan acungan jempol setiap namanya disebut.
Menanggapi pujian mereka, Ji mengatakan, "Saya hanya melakukan apa yang
seharusnya menjadi tugas seorang dokter. Kepercayaan warga desa adalah
hadiah terbesar saya dan melayani mereka dengan lebih baik adalah apa
yang bisa saya sumbangkan kembali ke masyarakat!"
(Ism, Sumber: shanghaiist.com)
Post a Comment