Saat Meninggal, Jenazah Manusia Ini Diangkat Allah Ke Langit
Kekuasaan Allah SWT sungguh tidak terbatas. Pada hari kiamat nanti,
Allah dengan mudah menghidupkan kembali orang yang sudah mati,
mengembalikan jasad yang telah hancur lebur dan membangkitkan semua
manusia untuk diadili.
Tidak ada yang mustahil di dunia ini di tangan Sang Pencipta. Bahkan, melalui kekuasaan-Nya pula, Allah pernah mengangkat jasat seorang hamba yang telah meninggal ke atas langit. Manusia ini menjadi salah satu hamba pilihan-Nya.
Tidak ada yang mustahil di dunia ini di tangan Sang Pencipta. Bahkan, melalui kekuasaan-Nya pula, Allah pernah mengangkat jasat seorang hamba yang telah meninggal ke atas langit. Manusia ini menjadi salah satu hamba pilihan-Nya.
Ia sama sekali tidak terkenal saat menjalani kehidupan di dunia. Bahkan,
manusia ini hanyalah seorang hamba sahaya yang memiliki tuan. Namun
karena keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah, Ia menjadi perbincangan
penduduk langit. Siapa dia? Berikut ulasannya.
Dia adalah Amir bin Fuhairah, seorang hamba sahaya milik Abu Bakar yang telah dibebaskan dan termasuk pada orang yang mula-mula masuk Islam. Bahkan, sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdakwah di Darul Arqom, Amir pun turut hijrah ke Madinah dan ikut dalam Perang Badar Kubra serta Uhud.
Amir bin Fuhairah senantiasa hormat kepada Abu Bakar dan Rasulullah, ketika Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu dan Rasulullah hijrah ke madinah dan berteduh selama tiga hari di gua Tsur untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Amir lah yang selalu memberikan minum susu kambing kepada mereka berdua. Ia sengaja memperlambat pulangnya hingga malam, dan membawa kambing kembalaannya menuju gua tersebut. Tanpa membuat para kaum Qurais curiga.
Sungguh Islam telah mengangkat derajat seseorang, dari seorang budak, Amir bin Fuhairah dimuliakan tiada tara karena akhirnya ia menjadi seorang hafidz (seseorang yang Hafal) Al Qur'an. Rasulullah pun memilihnya sebagai bagian dari 70 orang sahabat yang juga hafidz sebagai utusan untuk berdakwah kepada Bani Amir di Najd pada tahun 4 H.
Dalam perjalanan, para Huffadz mendapatkan serangan dari kawanan orang kafir, tepatnya di Bi’r Ma’unah. Mundzir bin Amr menceritakan tentang kisah orang-orang utusan Nabi yang biasa mengajarkan Al-Qur'an dan Sunnah kepada kaumnya. Dalam kisah itu, ia menyebutkan bahwa Amir bin Thufail bertanya kepada Amr bin Umayyah, "Apakah engkau kenal rekan-rekanmu?"'Amr bin Umayyah menjawab, "Ya."
Lalu Amir bin Thufail mengelilingi jenazah para syahid yang gugur dan menanyakan nasab mereka kepada Amr bin Umayyah, lalu bertanya, "Apakah kamu kehilangan salah seorang dari mereka?" Amr bin Umayyah menjawab, Aku mencari budak Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah." Amir bin Thufail bertanya lagi, "Bagaimana perilakunya?" Amr bin Umayyah menjawab, "Ia orang yang paling baik di antara kami."
Amir bin Thufail berkata, "Aku akan memberitahukan keadaan Amir bin Fuhairah. Ia tertusuk tombak di medan perang, lalu tombak itu lepas sendiri. Kemudian jenazahnya diangkat ke langit, hingga, demi Allah, aku tidak bisa melihatnya lagi. Yang membunuhnya adalah seorang laki-laki dari suku Kilab bernama Jabbar bin Salma. Ketika Jabbar berhasil menusuknya, ia mendengar Amir bin Fuhairah berkata, `Demi Allah, aku menang.'
Lalu Mundzir, menemui Dhahhak bin Sufyan al-Kilabi dan menceritakan kisah Amir bin Fuhairah. Mundzir masuk Islam setelah mengetahui kisah Amir bin Fuhairah yang jenazahnya diangkat ke langit dan tiada satu orang pun yang seperti itu. Dhahhak menulis hadis yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. yang menyatakan bahwa para malaikat menguburkan jenazah Amir bin Fahirah dan menempatkan nya di surga yang tertinggi. (Riwayat Al Waqidi dari Mash'ab bin Tsabit dari Abdul Aswad dari `Urwah)
Menurut riwayat Al-Baihaqi, jenazah Amir bin Fuhairah mungkin diangkat ke langit, diletakkan lagi ke bumi, lalu hilang, senada dengan riwayat Bukhari dari jalur `Urwah yang menyatakan bahwa jenazah Amir bin Fuhairah diangkat ke langit, kemudian diletakkan kembali ke bumi, dan sampai saat ini belum ditemukan. Orang-orang mengatakan bahwa malaikat telah menguburkannya.
Al-Baihaqi juga meriwayatkan dari `Urwah yang terhubung dengan `Aisyah dengan redaksi, "Setelah peperangan, aku melihat jenazah Amir bin Fuhairah terangkat ke atas, berada di antara langit dan bumi, sampai aku tidak bisa melihatnya lagi." Riwayat tersebut tidak menceritakan bahwa jenazahnya diturunkan kembali ke bumi, dan banyak riwayat yang menyatakan bahwa Amir bin Fuhairah dimakamkan di langit.
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan dari Waqidi dari Muhammad bun 'Abdullah dari Al-Zuhri, dari `Urwah, dari Aisyah r.a. bahwa Amir bin Fuhairah naik ke atas langit, dan tidak dikctemukan jenazahnya. Orang-orang menceritakan bahwa malaikat telah menguburnya di langit.
Peristiwa ini menjadi pertanda kebesaran yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada Amir bin Fuhairah. Setelah peristiwa itu, Jabbar bin Salma selalu terngiang-ngiang ucapan Amir bin Fuhairah yang mengataka bahwa dirinya menang, dan beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan menang adalah surga. Tak lama kemudian, Jabbar bin Salma masuk Islam, hari demi hari pun keislamannya semakin membaik. Allahu Albar.
Dia adalah Amir bin Fuhairah, seorang hamba sahaya milik Abu Bakar yang telah dibebaskan dan termasuk pada orang yang mula-mula masuk Islam. Bahkan, sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdakwah di Darul Arqom, Amir pun turut hijrah ke Madinah dan ikut dalam Perang Badar Kubra serta Uhud.
Amir bin Fuhairah senantiasa hormat kepada Abu Bakar dan Rasulullah, ketika Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu dan Rasulullah hijrah ke madinah dan berteduh selama tiga hari di gua Tsur untuk menghindari kejaran kaum kafir Quraisy. Amir lah yang selalu memberikan minum susu kambing kepada mereka berdua. Ia sengaja memperlambat pulangnya hingga malam, dan membawa kambing kembalaannya menuju gua tersebut. Tanpa membuat para kaum Qurais curiga.
Sungguh Islam telah mengangkat derajat seseorang, dari seorang budak, Amir bin Fuhairah dimuliakan tiada tara karena akhirnya ia menjadi seorang hafidz (seseorang yang Hafal) Al Qur'an. Rasulullah pun memilihnya sebagai bagian dari 70 orang sahabat yang juga hafidz sebagai utusan untuk berdakwah kepada Bani Amir di Najd pada tahun 4 H.
Dalam perjalanan, para Huffadz mendapatkan serangan dari kawanan orang kafir, tepatnya di Bi’r Ma’unah. Mundzir bin Amr menceritakan tentang kisah orang-orang utusan Nabi yang biasa mengajarkan Al-Qur'an dan Sunnah kepada kaumnya. Dalam kisah itu, ia menyebutkan bahwa Amir bin Thufail bertanya kepada Amr bin Umayyah, "Apakah engkau kenal rekan-rekanmu?"'Amr bin Umayyah menjawab, "Ya."
Lalu Amir bin Thufail mengelilingi jenazah para syahid yang gugur dan menanyakan nasab mereka kepada Amr bin Umayyah, lalu bertanya, "Apakah kamu kehilangan salah seorang dari mereka?" Amr bin Umayyah menjawab, Aku mencari budak Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah." Amir bin Thufail bertanya lagi, "Bagaimana perilakunya?" Amr bin Umayyah menjawab, "Ia orang yang paling baik di antara kami."
Amir bin Thufail berkata, "Aku akan memberitahukan keadaan Amir bin Fuhairah. Ia tertusuk tombak di medan perang, lalu tombak itu lepas sendiri. Kemudian jenazahnya diangkat ke langit, hingga, demi Allah, aku tidak bisa melihatnya lagi. Yang membunuhnya adalah seorang laki-laki dari suku Kilab bernama Jabbar bin Salma. Ketika Jabbar berhasil menusuknya, ia mendengar Amir bin Fuhairah berkata, `Demi Allah, aku menang.'
Lalu Mundzir, menemui Dhahhak bin Sufyan al-Kilabi dan menceritakan kisah Amir bin Fuhairah. Mundzir masuk Islam setelah mengetahui kisah Amir bin Fuhairah yang jenazahnya diangkat ke langit dan tiada satu orang pun yang seperti itu. Dhahhak menulis hadis yang disandarkan kepada Rasulullah Saw. yang menyatakan bahwa para malaikat menguburkan jenazah Amir bin Fahirah dan menempatkan nya di surga yang tertinggi. (Riwayat Al Waqidi dari Mash'ab bin Tsabit dari Abdul Aswad dari `Urwah)
Menurut riwayat Al-Baihaqi, jenazah Amir bin Fuhairah mungkin diangkat ke langit, diletakkan lagi ke bumi, lalu hilang, senada dengan riwayat Bukhari dari jalur `Urwah yang menyatakan bahwa jenazah Amir bin Fuhairah diangkat ke langit, kemudian diletakkan kembali ke bumi, dan sampai saat ini belum ditemukan. Orang-orang mengatakan bahwa malaikat telah menguburkannya.
Al-Baihaqi juga meriwayatkan dari `Urwah yang terhubung dengan `Aisyah dengan redaksi, "Setelah peperangan, aku melihat jenazah Amir bin Fuhairah terangkat ke atas, berada di antara langit dan bumi, sampai aku tidak bisa melihatnya lagi." Riwayat tersebut tidak menceritakan bahwa jenazahnya diturunkan kembali ke bumi, dan banyak riwayat yang menyatakan bahwa Amir bin Fuhairah dimakamkan di langit.
Ibnu Sa'ad juga meriwayatkan dari Waqidi dari Muhammad bun 'Abdullah dari Al-Zuhri, dari `Urwah, dari Aisyah r.a. bahwa Amir bin Fuhairah naik ke atas langit, dan tidak dikctemukan jenazahnya. Orang-orang menceritakan bahwa malaikat telah menguburnya di langit.
Peristiwa ini menjadi pertanda kebesaran yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada Amir bin Fuhairah. Setelah peristiwa itu, Jabbar bin Salma selalu terngiang-ngiang ucapan Amir bin Fuhairah yang mengataka bahwa dirinya menang, dan beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan menang adalah surga. Tak lama kemudian, Jabbar bin Salma masuk Islam, hari demi hari pun keislamannya semakin membaik. Allahu Albar.
Post a Comment