Bagian Otak yang Membuat Manusia Ingin Berbuat Kejahatan
Kejahatan adalah tindakan yang melanggar hukum yang berkaitan dengan
bagaimana berperilaku di masyarakat. Setiap hari berita tentang tindak
kejahtan terus terjadi mulai dari penipuan, pembegalan, hingga
pembunuhan. Meski aparat kepolisian sudah menetapkan hukuman terhadap
pelaku kejahatan, namun tetap saja tindakan ini susah untuk dibendung.
Sebenarnya mengapa manusia bisa berbuat jahat?
Ternyata tindakan yang dianggap menyimpang dari norma ini tidak semata terjadi karena lingkungan dan pendidikan yang diterima. Setiap manusia berpotensi untuk melakukan tindak kejahatan di dalam hidupnya.
Ternyata tindakan yang dianggap menyimpang dari norma ini tidak semata terjadi karena lingkungan dan pendidikan yang diterima. Setiap manusia berpotensi untuk melakukan tindak kejahatan di dalam hidupnya.
Seorang ahli syaraf dan Neurolog asal Jerman, Dr Gerhard Roth menemukan
bahwa ada bagian otak yang bertanggungjawab mempengaruhi terjadinya
tindak kejahatan. Bagian ini terletak pada lobus tengah otak dan muncul
sebagai massa gelap pada sinar-X. Ia mengklaim bagian ini mendominasi
para pembunuh, pemerkosa dan perampok.
Area ini baru ditemukan setalah Roth melakukan penelitan selama bertahun-tahun terhadap pelaku kekerasan. Ia menyelidiki pelaku kekerasan sebagai studi Pemerintah Jerman untuk memahami kejahatan.
Dalam studi, Roth meminta para pelaku kejahatan itu menonton film pendek lalu kemudian mengukur gelombang otak mereka. Para pelaku kriminal itu diperlihatkan film berisi kebrutalan, tapi bagian otak diciptakannya kasih sayang tetap tidak berubah - yang muncul adalah massa gelap di bagian depan lobus pusat.
"Setiap kali ada adegan brutal dan kurang bermoral tidak menunjukkan emosi. Di area otak itu kita menciptakan kasih sayang dan duka, itu tidak ada yang terjadi," ujarnya.
Massa gelap di bagian otak depan, lanjutnya, muncul di semua scan orang dengan catatan kriminal yang melakukan kekerasan. "Ketika Anda melihat scan otak penjahat kekerasan, selalu ada kekurangan parah di bagian depan di bawah otaknya."
"Ada kasus di mana seseorang melakukan kriminal sebagai akibat dari tumor atau cedera di daerah itu, dan setelah operasi mengangkat tumor, orang itu kembali normal," jelas Dr Roth.
"Tapi ini jelas merupakan wilayah otak di mana kejahatan terbentuk dan bersembunyi".
Dari penelitian tersebut, Dr Roth, mengatakan ada dua kejahatan yang sama. Ia juga membaginya dalam tiga kelompok untuk tujuan berburu kejahatan.
Pertama, Dr Roth mengklasifikasikan sebagai 'sehat secara psikologis', yakni orang yang tumbuh dalam lingkungan yang oke untuk mencuri dan membunuh.
Kedua adalah kejahatan mental yang terganggu yang melihat dunianya sebagai ancaman. "Penglihatan yang salah, satu gerakan yang salah, ia bisa meledak menjadi pembunuh".
Kelompok ketiga adalah psycopath murni, sebuah kelompok seperti Hitler dan Stalin.
Ia mengatakan, tak semua monster yang lahir semakin diperburuk oleh lingkungan. Jenis orang ini masih bisa diarahkan ke jalan yang benar.
"Para ahli mendeteksi penurunan mental pada beberapa orang yang dimulai di TK. Ini adalah tugas masyarakat untuk memberikan dukungan luas terhadap anak-anak dan orangtua mereka sebelum mereka menjadi penjahat".
Dr Roth merupakan salah satu spesialis otak terkenal di Jerman. Ia juga berada di garis depan menyerukan reformasi hukuman pada beberapa tahun lalu.
Dengan temuan ini, Roth mengungkapkan, tindakan kriminal seperti "genetik". Jika ada anak muda yang punya penyakit tertentu di bagian depan otaknya, maka ada peluang sebesar 66 persen anak itu akan melakukan tindakan kriminal.
Area ini baru ditemukan setalah Roth melakukan penelitan selama bertahun-tahun terhadap pelaku kekerasan. Ia menyelidiki pelaku kekerasan sebagai studi Pemerintah Jerman untuk memahami kejahatan.
Dalam studi, Roth meminta para pelaku kejahatan itu menonton film pendek lalu kemudian mengukur gelombang otak mereka. Para pelaku kriminal itu diperlihatkan film berisi kebrutalan, tapi bagian otak diciptakannya kasih sayang tetap tidak berubah - yang muncul adalah massa gelap di bagian depan lobus pusat.
"Setiap kali ada adegan brutal dan kurang bermoral tidak menunjukkan emosi. Di area otak itu kita menciptakan kasih sayang dan duka, itu tidak ada yang terjadi," ujarnya.
Massa gelap di bagian otak depan, lanjutnya, muncul di semua scan orang dengan catatan kriminal yang melakukan kekerasan. "Ketika Anda melihat scan otak penjahat kekerasan, selalu ada kekurangan parah di bagian depan di bawah otaknya."
"Ada kasus di mana seseorang melakukan kriminal sebagai akibat dari tumor atau cedera di daerah itu, dan setelah operasi mengangkat tumor, orang itu kembali normal," jelas Dr Roth.
"Tapi ini jelas merupakan wilayah otak di mana kejahatan terbentuk dan bersembunyi".
Dari penelitian tersebut, Dr Roth, mengatakan ada dua kejahatan yang sama. Ia juga membaginya dalam tiga kelompok untuk tujuan berburu kejahatan.
Pertama, Dr Roth mengklasifikasikan sebagai 'sehat secara psikologis', yakni orang yang tumbuh dalam lingkungan yang oke untuk mencuri dan membunuh.
Kedua adalah kejahatan mental yang terganggu yang melihat dunianya sebagai ancaman. "Penglihatan yang salah, satu gerakan yang salah, ia bisa meledak menjadi pembunuh".
Kelompok ketiga adalah psycopath murni, sebuah kelompok seperti Hitler dan Stalin.
Ia mengatakan, tak semua monster yang lahir semakin diperburuk oleh lingkungan. Jenis orang ini masih bisa diarahkan ke jalan yang benar.
"Para ahli mendeteksi penurunan mental pada beberapa orang yang dimulai di TK. Ini adalah tugas masyarakat untuk memberikan dukungan luas terhadap anak-anak dan orangtua mereka sebelum mereka menjadi penjahat".
Dr Roth merupakan salah satu spesialis otak terkenal di Jerman. Ia juga berada di garis depan menyerukan reformasi hukuman pada beberapa tahun lalu.
Dengan temuan ini, Roth mengungkapkan, tindakan kriminal seperti "genetik". Jika ada anak muda yang punya penyakit tertentu di bagian depan otaknya, maka ada peluang sebesar 66 persen anak itu akan melakukan tindakan kriminal.
Post a Comment