Masjid Gadang Koto Nan IV
Masjid
yang juga disebut dengan nama Masjid Gadang Koto Nan Ampek terletak di
Kelurahan Balai Duo, Kecamatan Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Sumatera
Barat. Tidak diketahui pasti mengenai sejarah pendirian masjid. Akan
tetapi, berdasarkan keterangan masyarakat setempat masjid didirikan oleh
Tuanku Kedoh yang makamnya terdapat di belakang masjid. Bentuk bangunan
masjid ini menyerupai bangunan Masjid Raya Lima Kaum (1675). Oleh
karena itu, diperkirakan usia usia masjid lebih dari 200 tahun. Kurang
lebih 100 meter ke arah barat berdiri bangunan rumah gadang Lareh Koto
Nan IV yang juga dikenal sebagai rumah gadang Tuanku Regent Balai Nan
Duo.
Masjid
berdenah persegi dan menghadap ke arah timur. Pintu gerbang masjid
berada di sebelah utara berbatasan dengan jalan desa dan kolam penduduk.
Bangunan masjid dikelilingi oleh beberapa bangunan tambahan, seperti
ruang perpustakaan, rumah garin, tempat wudhu/WC, makam, tempat bedug,
dan kolam. Bangunan induk berbentuk panggung dengan atap susun tiga
terbuat dari seng. Pondasi bangunan merupakan beton sementara dinding
dan kayu bangunan terbuat dari kayu. Pintu untuk memasuki ruang utama
berjumlah dua buah, berada di sisi timur, dan melalui enam buah anak
tangga. Kemuncak atap berupa mustoko yang meruncing ke atas. Antara atap
bawah dan tengah diberi pembatas dinding papan tanpa hiasan. Sedangkan
antara atap tengah dan atas juga diberi dinding papan namun berhiaskan
matahari.
Lantai
ruang utama masjid terbuat dari papan. Di dalam ruang utama tersebut
berdiri 21 tiang yang disusun dalam jumlah 5-4-3. Termasuk satu buah
tonggak macu yang berdiri di tengah ruangan. Empat buah tiang
diantaranya berdiri dalam keadaan menggantung, yakni tidak menyatu
dengan langit-langit. Karena kondisi kayu yang sudah mulai keropos, maka
pada bagian bawah tonggak macu ditutup dengan papan membentuk segi
empat dan atasnya membentuk segi delapan.
Masjid
memiliki jendela yang berdaun dua berjumlah 18 buah. Lima buah
masing-masing berada di sisi utara dan selatan. Sisanya masing-masing
empat buah berada di sisi timur dan barat. Semula plafon masjid terbuat
dari anyaman bambu, kemudian diganti dengan papan yang dihiasi sulur
bunga berwarna. Di sisi barat bangunan utama berdiri bangunan mihrab
yang menjorok keluar. Di dalam mihrab ini tidak terdapat mimbar
sebagaimana masjid lain pada umumnya.
Di
bagian depan masjid atau sebelah timur masjid terdapat tempat wudhu
yang berada di bawah, antara bangunan masjid dan tempat wudhu
dihubungkan oleh atap seng membentuk teras dan tangga menurun. Di dalam
tempat wudhu itu sendiri terdapat sumber air berupa sumur. Di sebelah
utara masjid berdiri bangunan perpustakaan. Sedangkan di sebelah selatan
terdapat rumah garin atau pengurus dan Taman Pendidikan al-Qur’an.
Bangunan-bangunan tersebut letaknya sejajar dengan bangunan induk,
kecuali tempat wudhu yang terletak lebih rendah.
Di
sebelah utara masjid, dekat dengan pintu gerbang. Bangunan tempat bedug
berbentuk persegi panjang, dibuat permanen dari tembok, dan atap
terbuat dari seng berbentuk gonjong dua. Adapun di bagian belakang
masjid terdapat bangunan makam. Satu makam berbentuk seperti kerucut
atau piramida yang disusun dari bata merah dan disemen. Makam ini
dikelilingi tembok dan memiliki pintu di sebelah timur. Bangunan makam
memiliki lubang di sebelah barat dan masih terdapat bekas pondasi di
sebalah utaranya. Makam inilah yang diyakini sebagai makam Tuanku Kedoh
pendiri masjid.
Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat.
Post a Comment