Tulang Sulbi, Akan Dibangkitkan Pada Hari Kiamat
Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin membenarkan tentang
isi yang terkandung dalam Al-Qur’an. Teknologi membantu iman untuk
semakin yakin bawah Al-Qur’an adalah benar-benar kalam Allah SWT.
Rahasia kebenaran Al-Qur’an terungkap lagi, ditemukan dan terus
ditemukan.
Dalam AL-Quran dijelaskan bahwa nantinya pada hari kebangkitan manusia akan dibangkitkan oleh Allah SWT. Para ulama dan ilmuan masa lalu di bingungkan dengan ayat tersebut. Bagaimana bisa tubuh dan tulang yang sudah hancur bisa hidup kembali. Kini hal tersebut berhasil terungkap melalui ilmu pengetahuan. Rahasianya ada pada tulang ekor manusia.
Dalam AL-Quran dijelaskan bahwa nantinya pada hari kebangkitan manusia akan dibangkitkan oleh Allah SWT. Para ulama dan ilmuan masa lalu di bingungkan dengan ayat tersebut. Bagaimana bisa tubuh dan tulang yang sudah hancur bisa hidup kembali. Kini hal tersebut berhasil terungkap melalui ilmu pengetahuan. Rahasianya ada pada tulang ekor manusia.
Adalah Han Spemann, seorang ilmuan asal Jerman yang melakukan penelitian
dan berhasil membuktikan bahwa tulang ekor merupakan asal mula
kehidupan seorang manusia. Bahkan Ia berhasil meraih hadiah Nobel pada
tahun 1935. Pada penelitiannya, Ia memotong tulang ekor dari sejumlah
hewan melawa dan mengiplementasikannya pada embrio-embrio lainnya.
Sebelumnya Ia menumbuk tulang ekor lalu merebusnya dalam waktu lama dengan panas yang sangat tinggi. Setelah menjadi serpihan, Ia lalu mengimplementasikannya pada embrio. Hasilnya tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah. Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer” atau pengorganisir pertama.
Penelitian ilmuan bidang anatomi yang berasal dari Jerman, R Wiedersheim pada pada tahun 1895 menetapkan daftar 100 strutur anatomi tubuh yang dianggap tidak memiliki fungsi. Pada penelitiannya Ia mengatakan bahwa tulang ekor tidak memiliki fungsi. Namun dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, fungsi organ ini semakin terkuak. Tulang ekor menyangga tulang-tulang di sekita panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.
Dilain pihak, Dr. Othman al Djilani dan Dr. Othman al Djilan juga melakukan penelitian serupa. Mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selam sepuluh menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.
Dilain hal, ‘ajbu dz-dzanab, atau tulang ekor –sari rikadatu atau relix dalam bahasa Hindu-Budha-, berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya.
Dan dalam tradisi hindu-budha, mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang dicari setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat apa warna tulang ekornya; putih atau hitam. Pak Jamil pun menjelaskan bahwa sekira tahun 2004 ada pameran tulang ekornya Shidarta Gawtama. Tulang ekornya Shidarta Gawtama putih bening bersih, ini karena energy positif yang dilakukan oleh Shidarta Gawtama banyak.
Sebelum penemuan ini, Islam telah menjelaskan melalui sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah Sallallalhu A’laihi Wasallam bersabda :
“Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat.” ( HR. Al Bukhari , Nomor : 4935 )
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan” ( Ath-Thariq: 5-7)
Dari petunjuk hadist di atas, Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”.
Darimanakah pengetahuan Nabi yang memerlukan penelitian ilmiah tersebut? Dimana pertanyaan itu langsung bisa kita jawab ”Itulah suatu tanda bahwa memang benar adanya bahwa Beliau adalah Rasulullah dan tiada Rasul lagi setelah Beliau wafat.
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz-Dzariyaat :20-21)
Sebelumnya Ia menumbuk tulang ekor lalu merebusnya dalam waktu lama dengan panas yang sangat tinggi. Setelah menjadi serpihan, Ia lalu mengimplementasikannya pada embrio. Hasilnya tulang ekor ini tumbuh sebagai janin kedua di dalam janin tuan rumah. Han menyebutnya dengan “The Primary Organizer” atau pengorganisir pertama.
Penelitian ilmuan bidang anatomi yang berasal dari Jerman, R Wiedersheim pada pada tahun 1895 menetapkan daftar 100 strutur anatomi tubuh yang dianggap tidak memiliki fungsi. Pada penelitiannya Ia mengatakan bahwa tulang ekor tidak memiliki fungsi. Namun dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, fungsi organ ini semakin terkuak. Tulang ekor menyangga tulang-tulang di sekita panggul dan merupakan titik pertemuan dari beberapa otot kecil. Tanpa tulang ini, manusia tidak akan bisa duduk nyaman.
Dilain pihak, Dr. Othman al Djilani dan Dr. Othman al Djilan juga melakukan penelitian serupa. Mereka berdua memanggang tulang ekor dengan suhu tinggi selam sepuluh menit. Tulang pun berubah, menjadi hitam pekat. Kemudian, keduanya membawa tulang itu ke al Olaki Laboratory, Sana’a, Yaman, untuk dianalisis. Setelah diteliti oleh Dr. al Olaki, profesor bidang histology dan pathologi di Sana’a University, ditemukanlah bahwa sel-sel pada jaringan tulang ekor tidak terpengaruh. Bahkan sel-sel itu dapat bertahan walau dilakukan pembakaran lebih lama.
Dilain hal, ‘ajbu dz-dzanab, atau tulang ekor –sari rikadatu atau relix dalam bahasa Hindu-Budha-, berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day; Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energy positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energy negative atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya.
Dan dalam tradisi hindu-budha, mayat orang yang mati dari mereka akan dibakar, dan di antara yang dicari setelah mayit menjadi abu adalah tulang ekornya. Mereka ingin melihat apa warna tulang ekornya; putih atau hitam. Pak Jamil pun menjelaskan bahwa sekira tahun 2004 ada pameran tulang ekornya Shidarta Gawtama. Tulang ekornya Shidarta Gawtama putih bening bersih, ini karena energy positif yang dilakukan oleh Shidarta Gawtama banyak.
Sebelum penemuan ini, Islam telah menjelaskan melalui sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Bukhari, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah Sallallalhu A’laihi Wasallam bersabda :
“Semua bagian tubuh anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang sulbi yang darinya ia mulai diciptakan dan darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat.” ( HR. Al Bukhari , Nomor : 4935 )
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan” ( Ath-Thariq: 5-7)
Dari petunjuk hadist di atas, Ilmuwan muslim pada paruh kedua abad ke-20 telah mendasarkan pemahaman mereka mengenai kemukjizatan hadis tentang tulang ekor ini pada kaidah pengetahuan yang paling dasar, yaitu “Tulang ekor merupakan bagian pertama yang tumbuh dari janin, biasa disebut dengan primitive streak, yaitu bagian utama yang terbentuk pada minggu ketiga”.
Darimanakah pengetahuan Nabi yang memerlukan penelitian ilmiah tersebut? Dimana pertanyaan itu langsung bisa kita jawab ”Itulah suatu tanda bahwa memang benar adanya bahwa Beliau adalah Rasulullah dan tiada Rasul lagi setelah Beliau wafat.
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz-Dzariyaat :20-21)
Post a Comment