6 Hal 'Negatif' Yang Merupakan Tanda Orang Jenius!
Kecerdasan adalah hal yang cukup sulit untuk diukur. Tentu nilai di
sekolah atau bangku kuliah sama sekali tak merepresentasikan seberapa
cerdas seseorang. Bahkan Einstein memiliki nilai yang jelek di sekolah
karena cara mengajar yang menurutnya tak cocok.
Jadi kecerdasan tak hanya dimiliki oleh orang yang punya nilai
akademik yang sempurna, karena cerdas adalah mampu melakukan dengan baik
suatu hal yang sesuai bidang yang dia minati.
Namun berbeda jika menurut sains. Dalam berbagai penelitian ilmiah,
banyak sekali ditemukan koneksi antara kecerdasan dengan beberapa aspek
tertentu. Aspek tersebut punya hubungan sebab akibat, atau sekedar
sebuah kecenderungan dan sebuah hal yang identik. Permasalahannya, tak
selalu aspek tersebut merupakan aspek yang positif.
Jadi mungkin saja jika Anda memiliki beberapa aspek ini di hidup
Anda, sebenarnya Anda merupakan orang yang cerdas tanpa Anda sendiri
menyadarinya karena selama ini Anda hanya dianggap 'negatif' oleh orang
di sekitar Anda.
Berikut beberapa tanda bahwa Anda merupakan orang yang cerdas.
1.
Mengidap Penyakit Mental
Hubungan antara penyakit mental dan
kecerdasan sebenarnya cukup kontroversial. Namun berbagai penelitian
ilmiah menunjukkan bahwa dua hal ini cukup berhubungan. Salah satu
contohnya adalah bipolarisme, yang menjangkit hanya 2,4 persen dari
populasi dunia. Meski hanya sedikit, Vincent Van Gogh, Emily Dickinson,
dan banyak sekali seniman yang tentu cerdas, mengalami kondisi ini.
Meskipun tidak ada alasan yang jelas antara hubungan kecerdasan dan
bipolarisme, sebuah studi menemukan bahwa sebuah protein spesifik yang
ada di otak, yang terkait dengan memori dan rasa ingin tahu, memang
terhubung dengan bipolar disorder dan schizophrenia. Penelitian lain
menyebutkan bahwa kemampuan seseorang untuk menyelesaikan soal
matematika dan kemampuan untuk menerima informasi secara cepat,
memperbesar resiko seseorang mengalami mania. Mania adalah aktivitas
psikomotor dan tinggi fokus yang dialami seseorang dengan bipolar
disorder.
2.
Berkata Kotor
Meski berkata kotor sering dikaitkan
dengan perilaku yang tidak berkelas dan tidak berpendidikan, sains
ternyata membuktikan bahwa berbicara kotor merupakan tanda dari
kecerdasan pikiran.
Dari sebuah studi yang dihelat tahun 2016 yang dipublikasikan di jurnal
Language Sciences, kata-kata umpatan secara positif dikaitkan dengan
kemampuan verbal yang baik. Hal ini berarti seseorang yang menggunakan
banyak umpatan dalam gaya bicaranya, bisa jadi memiliki lebih banyak
menguasai kosa kata. Penguasaan kosa kata yang banyak juga merupakan
salah satu tanda kecerdasan.
3.
Seseorang Yang Mau Mengambil Resiko
Jika kita berhadapan dengan orang yang
punya pemikiran tertutup, kolot, maupun konservatif, seringkali
mengambil resiko adalah perbuatan yang cukup negatif. Namun hal ini
ternyata adalah sebuah tanda yang menyiratkan kecerdasan seseorang.
Dalam sebuah studi tahun 2015 yang dipublikasikan di jurnal PLOS One,
seseorang yang terbuka dengan tantangan baru dan tidak takut untuk
mengambil resiko cenderung memiliki kecerdasan yang tinggi. Dalam studi
ini partisipan diwajibkan untuk melakukan simulasi mengemudi, di mana
mereka dapat kesempatan untuk menerobos lampu kuning, atau berhenti
untuk sabar menunggu lampu merah.
Dari hasil studi tersebut menunjukkan bahwa partisipan yang mengambil
resiko secara cepat, ternyata memiliki lebih banyak 'white matter' pada
otak, yang mana merupakan sebuah area yang terkait dengan fungsi
kecerdasan kognitif.
4.
Malas
Tentunya kemalasan selalu diasumsikan
dengan kebodohan. Namun ternyata sains berkata sebaliknya. Berdasarkan
studi yang dilakukan secara berulang sebanyak 60 kali, orang yang 'tak
suka berpikir' lebih mudah bosan dan akhirnya mudah melakukan berbagai
hal terkait aktivitas fisik, yang akhirnya membuat mereka terlihat
rajin. Sebaliknya seseorang yang 'suka berpikir' lebih banyak waktu
untuk mempelajari hal baru, dan kurang di aktivitas fisik.
Meski demikian, studi ini juga menyebutkan bahwa kesadaran tentang
berbagai konsekuensi tentang kemalasan beraktivitas fisik, membuat
banyak orang yang justru 'banyak berpikir' memilih untuk aktif juga
secara fisik.
5.
Cemas berlebihan
Kecemasan berlebih, atau sebuah kondisi
di mana seseorang terlalu berpikir berlebih secara terus menerus,
ternyata merupakan tanda kecerdasan yang tinggi.
Dari sebuah studi tahun 2014 yang dipublikasikan di jurnal
Personality and Individual Difference, menemukan bahwa kecerdasan
verbal, kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah, berpikir kritis
dan penalaran abstrak, ternyata merupakan cara unik dan positif untuk
memprediksi adanya kecemasan berlebih.
Menurut studi tersebut, seseorang yang punya kecerdasan verbal, ternyata punya kemampuan untuk mempertimbangkan apa yang terjadi di lalu dan akan terjadi di masa depan dengan detil yang luar biasa. Hal inilah yang menyebabkan kecemasan terjadi.
Merdeka.com - Menjadi seorang ateis adalah sebuah
pelanggaran nilai-nilai masyarakat, meski hal tersebut tak ada
hubungannya dengan perilaku sang ateis kepada sesama manusia. Namun ada
35 penelitian ilmiah yang berkesimpulan bahwa orang yang tidak ber-Tuhan
cenderung lebih pintar ketimbang seseorang yang relijius.
Menurut studi tersebut, seseorang yang punya kecerdasan verbal, ternyata punya kemampuan untuk mempertimbangkan apa yang terjadi di lalu dan akan terjadi di masa depan dengan detil yang luar biasa. Hal inilah yang menyebabkan kecemasan terjadi.
6.
Tidak percaya Tuhan
Merdeka.com - Menjadi seorang ateis adalah sebuah
pelanggaran nilai-nilai masyarakat, meski hal tersebut tak ada
hubungannya dengan perilaku sang ateis kepada sesama manusia. Namun ada
35 penelitian ilmiah yang berkesimpulan bahwa orang yang tidak ber-Tuhan
cenderung lebih pintar ketimbang seseorang yang relijius.
Penjelasan yang disampaikan dari sebagian studi tersebut adalah, konsep
agama yang dianggap tak rasional oleh masyarakat ateis. Mereka tak
menganggap kejadian-kejadian yang terkait agama itu sesuai kaidah
ilmiah, tidak terbukti, dan tidak menarik bagi mereka yang bisa menggali
lebih banyak tanpa ikatan agama.
Post a Comment