GuidePedia

0
Di emper toko itu Mbah Satinah bermalam. Di sana pula dia melambungkan doa-doa. Dan siang hari, dia mengadu nasib di Pasar Beringharjo.

Mbah Satinah. Usianya boleh saja senja. Sudah 90 tahun, atau bahkan lebih. Tapi lihatlah semangatnya. Tak kalah dengan anak muda yang masih bertubuh kokoh. Nenek asal Kulonprogo ini masih giat bekerja untuk menyambung hidup.

Sehai-hari, Mbah Satinah bekerja sebagai pemotong batang cabai di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Dulu, saat masih muda, dia bekerja sebagai kuli panggul di pasar ini. Namun, kini fisiknya tak mampu lagi untuk mengangkat barang berat. Jadi, “Aku milih yang ringan saja,” tutur dia.

Jarak antara Kulonprogo dan Beringharjo cukup jauh. Oleh karena itu, Mbah Satinah pulang hanya dua minggu sekali saja dalam seminggu.

Sehari-hari, dia menginap di emperan toko bersama beberapa orang yang senasib dengannya. Di sanalah mereka bercengkerama. Mbah Satinah juga menjalankan salat di emperan itu.

Soal penghasilan, tidak menentu. Tapi yang jelas, jauh di bawah upah minimum kota (UMK) Yogyakarta. Namun dia tetap semangat. Tak mau menyerah.

Di pasar inilah keringatnya selalu menetes, sejak usianya masih 10 tahun. Dan dia akan terus bekerja. “Sampai saya nggak mampu kerja.” Selengkapnya baca di sini. (Ism) 

Post a Comment

 
Top