Rasul Anjurkan Umatnya Tak Bertubuh Gemuk
Ada beberapa dalil yang membahas tentang keburukan seseorang yang berbadan gemuk.
Ada beberapa dalil yang membahas tentang keburukan seseorang yang berbadan gemuk.
Tahukah Anda bahwa umat Islam dianjurkan
untuk tidak berbadan gemuk? Bahkan ada beberapa dalil yang membahas
tentang keburukan seseorang yang berbadan gemuk.
Di antaranya dari Imran bin Hushain RA, Rasulullah SAW bersabda, "Generasi
terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian
generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum
yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum
diminta kesaksiannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak
pada mereka kegemukan.” (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)
Dalam riwayat lain, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku diutus di tengah mereka
(para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang
suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi." (HR.
Muslim 6636 dan Ahmad 7322)
Al-Qurthubi (w. 671 H), mencoba membahas hadits tersebut. Beliau menjelaskan, "Hadits
ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan,
penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan
terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan
bukan hamba bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan
terjerumus kepada yang haram."
Sebagai penguat, Allah SWT juga mencela orang kafir yang hidupnya hanya makan, seperti binatang. Allah berfirman, "Orang-orang
kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang. Dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka." (Q.S. Muhammad:
12)
Al-Qurthubi menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner secara berlebihan, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan, "Allah
mencela orang kafir karena banyak makan. Karena itu, apabila ada orang
mukmin yang meniru tradisi mereka, dan menikmati segala kenikmatan dunia
setiap saat, lantas di mana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada
dirinya? Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin
rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang
harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk
tidur." (Tafsir al-Qurthubi, 11/67).
Selengkapnya baca di sini.
Post a Comment