"Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing"
Rasulullah SAW telah banyak menerangkan tentang segala sesuatunya berkaitan dengan ruh ketika ia lepas dari raga manusia. Bagaimana kondisi ruh kita jika telah meninggal dunia? Apa yang akan dilakukan ruh? Apa yang meteka rasakan? Penjelasannya sudah berdasarkan dari berbagai hadis-hadis Rasulullah SAW.
"Allah SWT menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai Surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasy’." (HR. Ahmad, Abu Daud dan Hakim)
Sejatinya Orang-orang yang telah meninggal dunia akan saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya.
Rasulullah SAW bersabda;
"Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing."(HR. Ahmad dan Thabrani)
Orang yang telah meninggal dunia akan mengetahui bagaimana keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan kesedihan atas perbuatan dosa orang- orang terdekat seperti keluarga yang masih hidup. Namun sebaliknya akan merasa gembira atas amal perbuatan baik yang mereka laukakan.
Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami." (HR. Ahmad)
Tak tanya amal dan perbuatan baik yang membuat ruh orang yang sudah meninggal senang, ruh juga akan senang jika ada orang yang menziarahinya. Dan sebaliknya merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya.
Rasulullah SAW bersabda; "Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendo’akannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu." (HR. Ibnu Abu Dunya)
(Berbagai Sumber)
Post a Comment