Masjid Kebon Jeruk – Jakarta Barat
Masjid
Kebon Jeruk merupakan masjid pertama di kawasan perdagangan glodok dan
sekitarnya. Pada tahun 1786 M Chau Tsien Hwu, salah seorang pendatang
dari Sin Kiang, Tiongkok mendirikan Masjid Kebon Jeruk.
Mereka merupakan Cina Muslim yang dating ke Jawa karena ditindas oleh pemerintah setempat. Setelah sampai di Jakarta dia menemukan sebuah surau yang tiangnya telah rusak serta tidak terpelihara lagi. Kemudian tempat tersebut didirikanlah sebuah masjid dan diberi nama Masjid Kebon Jeruk.
Alasan diberinya nama Masjid Kebon Jeruk, menurut petugas Masjid Kebon Jeruk, Abdul Salam, karena memang pada waktu itu di daerah ini ditumbuhi banyak pohon jeruk. Masjid tersebut pernah mendapat sertifikat penghargaan sadar pemugaran pada tahun 1993. Selain itu masjid Kebon Jeruk telah ditetapkan sebagai bangunan bersejaran dengan Surat Keputusan Gubernur DKI No. Gb. II/I/72 tertanggal 10 Januari 1972.
Mereka merupakan Cina Muslim yang dating ke Jawa karena ditindas oleh pemerintah setempat. Setelah sampai di Jakarta dia menemukan sebuah surau yang tiangnya telah rusak serta tidak terpelihara lagi. Kemudian tempat tersebut didirikanlah sebuah masjid dan diberi nama Masjid Kebon Jeruk.
Alasan diberinya nama Masjid Kebon Jeruk, menurut petugas Masjid Kebon Jeruk, Abdul Salam, karena memang pada waktu itu di daerah ini ditumbuhi banyak pohon jeruk. Masjid tersebut pernah mendapat sertifikat penghargaan sadar pemugaran pada tahun 1993. Selain itu masjid Kebon Jeruk telah ditetapkan sebagai bangunan bersejaran dengan Surat Keputusan Gubernur DKI No. Gb. II/I/72 tertanggal 10 Januari 1972.
Masjid Kebon Jeruk telah mengalami empat kali pemugaran :
- Tahun 1950 masjid diperluas pada semua sisinya. Sisi barat diperluas sampai batas pagar Jalan Hayam Wuruk.
- Pada tahun 1874 masjid dipugar kembali dengan dana bantuan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1983/1984 - 1985/1986.
- Pada tahun 1998 Masjid Kebon Jeruk dipugar kembali untuk yang keempat kalinya oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.
Deskripsi Bangunan
Arah
hadap Masjid Kebon Jeruk adalah sebelah barat. Bangunan dikelilingi
pagar tembok pada bagian utara dan timur, sedangkan pada sisi barat dan
selatan pagar dari besi yang berukuran panjang 27 m dan tingginya 1,80
m. Letak pintu gerbang di sebelah selatan.
Ruang utama Masjid Kebon Jeruk berukuran 10 x 10 m. Lantai dari ubin dengan denah persegi empat. Pada setiap sisi utara, selatan dan timur terdapat tiga buah pintu dengan bentuk serta ukuran yang sama. Pada dinding timur terdapat tiga pintu masuk utama. Dua buah pintu di ujung kiri-kanan serta bagian atasnya melengkung setengah lingkaran dengan kusen berwarna hijau. Hiasan pada pintu timur berupa salur-salur yang keluar pada periuk. Pintu bagian tengah terdapat lubang angin yang dihiasi pohon hayat dengan dikelilingi bunga dan daun-daunan berwarna kuning emas. Selain itu terdapat pula hiasan kelopak bunga yang tumbuh dari lengkungan di pintu pengapit (kiri-kanan).
Ruang utama Masjid Kebon Jeruk berukuran 10 x 10 m. Lantai dari ubin dengan denah persegi empat. Pada setiap sisi utara, selatan dan timur terdapat tiga buah pintu dengan bentuk serta ukuran yang sama. Pada dinding timur terdapat tiga pintu masuk utama. Dua buah pintu di ujung kiri-kanan serta bagian atasnya melengkung setengah lingkaran dengan kusen berwarna hijau. Hiasan pada pintu timur berupa salur-salur yang keluar pada periuk. Pintu bagian tengah terdapat lubang angin yang dihiasi pohon hayat dengan dikelilingi bunga dan daun-daunan berwarna kuning emas. Selain itu terdapat pula hiasan kelopak bunga yang tumbuh dari lengkungan di pintu pengapit (kiri-kanan).
Pada
dinding utara dan selatan terdapat pintu yang bentuknya lengkung
setengah lingkaran dan lubang angin di bagian tengah. Dalam ruangan
utama terdapat tiang dan mihrab. Tiang yang terdapat dalam ruangan
sepuluh buah. Tiang tersebut menyatu dengan dinding, seakan-akan seperti
tiang semu. Tiang berdiri di atas susunan pelipit miring dan bidang
kosong persegi empat panjang. Badan tiang dihiasi dengan galur-galur
sebanyak enam buah pada setiap tiang. Bagian atas tiang terdiri dari
pelipit kumuda, rata, penyangga, dan miring.
Mihrab
masjid berukuran 2 x 1,5 m dengan dinding tembok. Di sebelah tangga
masjid terdapat ruangan tempat pengurus masjid berbentuk persegi empat
dan di dalam terdapat tangga untuk naik ke tingkat atas. Tangga terdiri
atas 21 anak tangga. Pada ruangan ini terdapat lemari untuk menyimpan
buku-buku dan surat-surat.
Bagian
atas masjid terdapat bangunan berukuran 11,50 x 6 x 2,5 m, dipergunakan
untuk tempat tinggal orang-orang yang belajar mengaji. Lantai dari ubin
dan dinding tembok. Pada dinding terdapat pintu di sisi selatan dan
timur masing-masing dengan satu daun pintu. Pada kedua dinding ini juga
terdapat jendela nako.
Bangunan
ini berada di bagian timur. Bangunan lain dalam lingkungan masjid Kebon
Jeruk adalah menara masjid dan tempat wudhu berukuran 11 x 2,5 x 3 m
yang terdapat di bagian timur laut masjid dan terbuat dari batu bata.
Menara masjid ada dua buah, yang lama terbuat dari kaca dengan teralis kayu. Pada sudut dan tengahnya terdapat hiasan. Puncak menara berbentuk persegi empat dengan hiasan bulan dan bintang di dalamnya. Pada masing-masing sudutr yang berbentuk persegi empat terdapat hiasan seperti lengkungan dan pelipit genta yang semakin keatas semakin mengecil, di atasnya terdapat lagi pelipit genta dari kecil dan membesar (kebalikan dari pelipit bawah) kemudian mengecil kembali.
Menara masjid ada dua buah, yang lama terbuat dari kaca dengan teralis kayu. Pada sudut dan tengahnya terdapat hiasan. Puncak menara berbentuk persegi empat dengan hiasan bulan dan bintang di dalamnya. Pada masing-masing sudutr yang berbentuk persegi empat terdapat hiasan seperti lengkungan dan pelipit genta yang semakin keatas semakin mengecil, di atasnya terdapat lagi pelipit genta dari kecil dan membesar (kebalikan dari pelipit bawah) kemudian mengecil kembali.
Di
atas pelipit genta terdapat hiasan bulat seperti bola dengan puncak
seperti tiang. Menara yang baru terletak di depan menara lama berbentuk
segi delapan. Pada dinding terdapat jendela berbentuk lengkungan.
Atapnya berbentuk limasan dari genteng. Pada bagian timur di luar
bangunan terdapat tangga dari beton yang menempel pada dinding timur
masjid. Sedangkan tangga untuk naik ke lantai dua terdapat di luar.
Di
halaman timur masjid terdapat makam dengan nisan bertuliskan nama
Fatimah Hwu (istri dari Chu Tsien Hwu, pemdiri masjid). Nisan ini
berbentuk kepala naga dengan tulisan huruf Cina dan petanggalan Aran
(1792). Nisan tersebut merupakan suatu keunikan dari masjid Kebon Jeruk
Sumber: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat
Sumber: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat
Post a Comment