Nama masjid berasal dari nama tempat bedirinya masjid, yakni di Desa Ampang Gadang, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat. Bangunan masjid berada pada ketinggian 570 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pusat Peneletian Arkeologi Nasional tahun 1985, dilihat dari bentuknya diperkirakan masjid dibangun pada abad kedua puluh. Bangunan induk masjid terbuat dari bahan kayu. Sedangkan serambi dan tempat wudhu berupa tembok.
Masjid
memiliki menara yang berdiri terpisah di bagian selatan masjid. menara
terbuat dari bata merah disemen dengan gaya perpaduan Eropa dan Persia.
Selain itu, di bagian selatan masjid juga terdapat bangunan Taman
Pendidikan al-Qur’an.
Sedangkan di sebelah barat terdapat pintu gerbang dan anak tangga menurun untuk memasuki kawasan kompleks masjid. Bedug masjid terletak tepat di sebelah kanan pintu gerbang. Bangunan induk masjid terbagi ke dalam serambi dan ruang utama.
Serambi masjid berada di sebelah timur atau bagian depan bangunan utama. Lantai dan dinding serambi terbuat dari beton. Di samping kiri dan kanan serambi berdiri menara berbentuk segi delapan dengan kubah di atasnya. Di antara dua menara terdapat dinding dengan dua buah pintu yang memisahkan serambi dan ruang utama.
Sedangkan di sebelah barat terdapat pintu gerbang dan anak tangga menurun untuk memasuki kawasan kompleks masjid. Bedug masjid terletak tepat di sebelah kanan pintu gerbang. Bangunan induk masjid terbagi ke dalam serambi dan ruang utama.
Serambi masjid berada di sebelah timur atau bagian depan bangunan utama. Lantai dan dinding serambi terbuat dari beton. Di samping kiri dan kanan serambi berdiri menara berbentuk segi delapan dengan kubah di atasnya. Di antara dua menara terdapat dinding dengan dua buah pintu yang memisahkan serambi dan ruang utama.
Terdapat
dua pintu di sebelah timur untuk memasuki ruang utama. Pintu tersebut
terletak di antara dua kubah yang berbentuk segi delapan. Kondisi ruang
utama masjid sangat memprihatinkan dan sangat membutuhkan pemugaran.
Ruang utama terbuat dari kayu, termasuk lantai ruang utama.
Lantai terbuat dari papan kayu yang kondisinya sudah sangat keropos dan rapuh. Hanya lantai dekat mihrab, yakni lantai sebelah barat, yang masih dapat digunakan untuk sholat. Di dalam ruang utama berdiri 18 buah tiang dan satu tonggak macu di tengah ruangan.
Ruang utama juga memiliki 10 buah jendela, yakni masing-masing lima buah berada di sebelah utara dan selatan. Dinding ruang utama yang terbuat dari kayu ini memiliki hiasan kaligrafi. Di sisi barat ruang utama berdiri mihrab yang menjorok keluar. Mihrab memiliki dua buah jendela di sisi utara dan selatan. Mihrab dihiasi dua buah lengkung dengan satu tiang di bagian tengahnya. Di bagian atas mihrab juga terdapat hiasan berupa kaligrafi.
Lantai terbuat dari papan kayu yang kondisinya sudah sangat keropos dan rapuh. Hanya lantai dekat mihrab, yakni lantai sebelah barat, yang masih dapat digunakan untuk sholat. Di dalam ruang utama berdiri 18 buah tiang dan satu tonggak macu di tengah ruangan.
Ruang utama juga memiliki 10 buah jendela, yakni masing-masing lima buah berada di sebelah utara dan selatan. Dinding ruang utama yang terbuat dari kayu ini memiliki hiasan kaligrafi. Di sisi barat ruang utama berdiri mihrab yang menjorok keluar. Mihrab memiliki dua buah jendela di sisi utara dan selatan. Mihrab dihiasi dua buah lengkung dengan satu tiang di bagian tengahnya. Di bagian atas mihrab juga terdapat hiasan berupa kaligrafi.
Menara
masjid terletak di sebelah selatan dan memiliki kesamaan bentuk dengan
menara Masjid Raya Taluk. Bagian dasar menara berbentuk persegi dan
bagian atasnya berbentuk segi delapan. Bagian lebih atas lagi masih
berbentuk sama namun lebih kecil, kemudian berbentuk bulat dan beratap
seng. Pintu masuk menara berada di sebelah timur dengan melalui empat
anak tangga di bagian bawah. Kemudian masuk menuju anak tangga yang
melingkar ke arah kiri.
Bangunan
lain yang terdapat di dalam kompleks masjid adalah tempat wudhu, TPA,
dan makam. Tempat wudhu masih menyatu dengan bangunan induk, tanpa atap,
dan berada di sebelah timur. Di bagian tengah tempat wudhu terdapat
bangunan berbentuk kolam atau bak mandi. Sedangkan di samping kiri dan
kanannya terdapat ruangan berbentuk persegi.
Adapun di sebelah selatan masjid berdiri bangunan TPA sebagai tempat proses belajar mengajar al-Qur’an. Terakhir, bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan. Masjid bersejarah ini sangat membutuhkan perawatan dan pemugaran agar keberadaannya bisa terus berlangsung.
Adapun di sebelah selatan masjid berdiri bangunan TPA sebagai tempat proses belajar mengajar al-Qur’an. Terakhir, bangunan makam terdapat di belakang masjid atau samping pintu gerbang. Tidak diketahui makam siapa, akan tetapi terdapat tulisan arab yang sudah tidak bisa dibaca di bagian jirat sebelah selatan. Masjid bersejarah ini sangat membutuhkan perawatan dan pemugaran agar keberadaannya bisa terus berlangsung.
Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat
Post a Comment